NAMA
: PAULA YENNI RUKMANA
NIM : 2012210066
JURUSAN : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
PRODI : FAKULTAS ILMU POLITIK DAN ILMU SOSIAL
MATA KULIAH : ILMU KOMUNIKASI POLITIK
NIM : 2012210066
JURUSAN : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
PRODI : FAKULTAS ILMU POLITIK DAN ILMU SOSIAL
MATA KULIAH : ILMU KOMUNIKASI POLITIK
Dampak
globalisasi terhadap Indonesia dan dunia yaitu bagaimana
produk-produk negara lain memasuki pasar indonesia. Ini merupakan tanda yang
menunjukkan terjadinya globalisasi ekonomi. Globalisasi ekonomi ini
sesungguhnya didukung oleh sebuah kekuatan yang luar biasa yaitu liberalisme
ekonomi, yang sering juga disebut kapitalisme pasar bebas. Kapitalisme adalah
suatu sistem ekonomi yang mengatur proses produksi dan pendistribusian barang
dan jasa. Kapitalisme ini mempunyai tiga ciri pokok, yaitu pertama, sebagian
besar sarana produksi dan distribusi dimiliki oleh individu, kedua, barang dan
jasa diperdagangkan di pasar bebas yang bersifat kompetitif, ke tiga, modal
diinvestasikan ke dalam berbagai usaha untuk menghasilkan laba. Dalam
perkembangannya sistem kapitalisme ini berkembang tidak sehat, karena timbulnya
persaingan tidak sehat dan mengabaikan unsur etika dan moral. Dimana yang
modalnya kuat akan menguasai yang modalnya lemah, akhirnya Pemerintah harus
ikut mengaturnya.
Bagi negara-negara berkembang, hal tersebut jelas akan sangat
merugikan. Karena produk dalam negerinya tidak akan mampu bersaing dengan
produk negara maju. Selain itu, bagi masyarakat yang mengikuti pola hidup yang
konsumtif akan langsung menggunakan apa saja yang datang dari negara lain,
karena barang itu yang dianggap paling baik, juga sebagai pertanda sudah
memasuki kehidupan yang modern. Jika dilihat dari pandangan yang positif, maka
globalisasi akan mempunyai dampak yang menyenangkan, karena dengan globalisasi
di bidang ekonomi, orang akan secara mudah memperoleh barang konsumtif yang
dibutuhkan, membuka lapangan kerja bagi yang memiliki keterampilan, dapat
mempermudah proses pembangunan industri, juga dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi nasional.
Tetapi
bertolak belakang dengan keadaan yang dapat kita lihat tepatnya di Jakarta yaitu
sebuah pabrik yang
memproduksikan Nike, Reebok Dan Adidas milik seorang kontraktor Taiwan dan Korea yang mempekerjakan
buruh murah untuk memproduksi merek terkenal tersebut. Perusahaan GAP
menetapkan jam kerja maksimum 60 jam seminggu, buruh diperbolehkan menolak
bekerja tanpa ada ancaman hukuman. Tetapi yang sebalknya terjadi
karyawan malah bekerja lembur bahkan sampai lebih 24 jam sehari karena untuk mendapatkan
penghasilan lebih. Contohnya saja Celana
petinju yang dibuat disalah satu pabrik yaitu
celana ini dijual seharga Rp.
112.000. Dari harga Rp. 112.000 itu seorang buruh Indonesia
hanya memperoleh 500 perak. Sama seperti sepatu
olah raga yang harganya Rp. 1.400.000 dan Rp. 1.400.000 ini buruh hanya memperoleh sekitar
Rp. 5000 untuk membeli tali sepatu pun tidak cukup. Inilah
kenyataan yang sedang di hadapi para buruh Indonesia di perusahaan tersebut,
untuk mengatasi masalah ini seharusnya perusahaan seharusnya memperlakukan para
buruhnya dengan adil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar