Rabu, 11 Desember 2013

Dampak Globalisasi Terhadap Indonesia dan Dunia

NAMA                        : PAULA YENNI RUKMANA
NIM                            : 2012210066
JURUSAN                  : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
PRODI                        : FAKULTAS ILMU POLITIK DAN ILMU SOSIAL
MATA KULIAH       : ILMU KOMUNIKASI POLITIK
Dampak globalisasi terhadap Indonesia dan dunia  yaitu bagaimana produk-produk negara lain memasuki pasar indonesia. Ini merupakan tanda yang menunjukkan terjadinya globalisasi ekonomi. Globalisasi ekonomi ini sesungguhnya didukung oleh sebuah kekuatan yang luar biasa yaitu liberalisme ekonomi, yang sering juga disebut kapitalisme pasar bebas. Kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang mengatur proses produksi dan pendistribusian barang dan jasa. Kapitalisme ini mempunyai tiga ciri pokok, yaitu pertama, sebagian besar sarana produksi dan distribusi dimiliki oleh individu, kedua, barang dan jasa diperdagangkan di pasar bebas yang bersifat kompetitif, ke tiga, modal diinvestasikan ke dalam berbagai usaha untuk menghasilkan laba. Dalam perkembangannya sistem kapitalisme ini berkembang tidak sehat, karena timbulnya persaingan tidak sehat dan mengabaikan unsur etika dan moral. Dimana yang modalnya kuat akan menguasai yang modalnya lemah, akhirnya Pemerintah harus ikut mengaturnya.
Bagi negara-negara berkembang, hal tersebut jelas akan sangat merugikan. Karena produk dalam negerinya tidak akan mampu bersaing dengan produk negara maju. Selain itu, bagi masyarakat yang mengikuti pola hidup yang konsumtif akan langsung menggunakan apa saja yang datang dari negara lain, karena barang itu yang dianggap paling baik, juga sebagai pertanda sudah memasuki kehidupan yang modern. Jika dilihat dari pandangan yang positif, maka globalisasi akan mempunyai dampak yang menyenangkan, karena dengan globalisasi di bidang ekonomi, orang akan secara mudah memperoleh barang konsumtif yang dibutuhkan, membuka lapangan kerja bagi yang memiliki keterampilan, dapat mempermudah proses pembangunan industri, juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Tetapi bertolak belakang dengan keadaan yang dapat kita lihat tepatnya di Jakarta yaitu sebuah pabrik yang memproduksikan  Nike, Reebok Dan Adidas milik seorang kontraktor Taiwan dan Korea yang mempekerjakan buruh murah untuk memproduksi merek terkenal tersebut. Perusahaan GAP menetapkan jam kerja maksimum 60 jam seminggu, buruh diperbolehkan menolak bekerja tanpa ada ancaman hukuman.  Tetapi yang sebalknya terjadi karyawan malah bekerja lembur bahkan sampai lebih 24 jam sehari karena untuk mendapatkan penghasilan lebih. Contohnya saja Celana petinju yang dibuat disalah satu pabrik  yaitu celana ini dijual seharga Rp. 112.000. Dari harga Rp. 112.000 itu seorang buruh Indonesia hanya memperoleh 500 perak. Sama seperti sepatu olah raga yang harganya Rp. 1.400.000 dan Rp. 1.400.000 ini buruh hanya memperoleh sekitar Rp. 5000 untuk membeli tali sepatu pun tidak cukup. Inilah kenyataan yang sedang di hadapi para buruh Indonesia di perusahaan tersebut, untuk mengatasi masalah ini seharusnya perusahaan seharusnya memperlakukan para buruhnya dengan adil.